
Seni 29 september2025.
Masyarakat di wilayah Kecamatan Wewaria kembali dibuat kecewa. Rumah Sakit Pratama Tanali, yang sudah lama diresmikan dan digadang-gadang menjadi solusi pelayanan kesehatan masyarakat pedesaan, hingga kini belum bisa memberikan layanan rawat inap.
Kondisi ini menjadi ironi tersendiri. Pasien yang datang dengan harapan bisa dirawat di RS Pratama justru harus kembali dirujuk ke puskesmas terdekat karena belum tersedianya fasilitas dan tenaga medis untuk perawatan inap. Situasi ini telah berlangsung cukup lama dan dirasakan langsung oleh masyarakat yang sangat membutuhkan akses layanan kesehatan yang memadai.
“Kami kira rumah sakit ini sudah lengkap. Ternyata sampai sekarang belum bisa rawat inap. Kalau begini terus, lebih baik tidak usah diresmikan dari awal,” ujar salah satu warga dari desa Mutenda Barat .
Kekecewaan masyarakat semakin mendalam karena peresmian RS Pratama yang diresmikan lansung oleh Bupati yang menjabat di kala itu sempat manjadi angin segar buat masyarakat, tetapi realistisnya hanya sebatas seremoni belaka, mengingat sampai dengan saat ini belum kunjung operasi sebagai mana mestinya.Namun janji manis ini juga lagi” datang kembali pada waktu masa pilkada 2024/2025 oleh semua kandidat didalam materi kampanye menjanjikan jika mereka terpilih akan menuntaskan permasalahan di RS Pratama, tetapi lagi-lagi dan lagi masyarakat di bohongi kesekian kalinya. Kebohongan ini juga berlanjut dengan pernyatan bupati terpilih periode 2025 -2029 didalam program 100 hari kerja ada 12 agenda besar yang akan di tuntaskan dalam rentang waktu 100 hari salah satunya adalah terkait permasalahan di RS Pratama, namun realistisnya masyarakat Kecamatan wewaria kembali di tipu oleh Pejabat yang di pilih meraka sendiri.
“Masyarakat sudah menaruh harapan besar. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Pemerintah jangan cuma bisa berjanji saat kampanye tapi tidak bisa buktikan saat rakyatnya butuh,kalo begini terus lebih baik RS Pratama di Ali fungsikan sebagi kandang ternak kabupaten, agar bisa mendongkrak pendapatan daerah”, ungkap tokoh masyarakat setempat.
Pihak RS Pratama sendiri belum memberikan keterangan resmi terkait keterlambatan layanan rawat inap ini. Namun informasi di lapangan menyebutkan bahwa belum tersedianya tenaga medis spesialis, kekurangan peralatan medis, serta belum rampungnya prosedur teknis menjadi alasan utama belum beroperasinya layanan tersebut.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dalam hal ini bupati Ende yang terhormat segera turun tangan dan memberi kepastian. Mereka menginginkan tindakan nyata, bukan lagi janji. Sebab dalam situasi darurat atau kondisi penyakit berat, ketersediaan rawat inap bukanlah pilihan, tapi kebutuhan yang menyangkut nyawa.
Jika hal ini tidak di tanggapi serius oleh bupati Ende Maka Kami sebagai tokoh masyarakat di seluruh wilayah kecamatan wewaria akan lansung datang kekantor Daerah Ende guna menagih janji Bapak Bupati”,ungkapnya.